Jumat, 02 November 2012

Manis klapertart tuk asinya kua asam#


Manis klapertart tuk asinya kua asam#
Bangun pagi dengan mata, sayup. Terpaksa bangun sebab alaram tlah bordering untuk kedua kalinya, tanda ku tlah terlambat bangun di pagi ini. Perlahan ku berjalan dengan sedikit sapaan bagi teman-teman yang baru selesai bermain game di rung tengah rumah kayu sonder, tuk ucapkan kata perpisahan tuk hari yang begitu sibuk buatku karena aktifitas yang menumpuk begitu banyak, mulai dari pulang bitung, mengajar di sekolah yang siswanya super dengan kelebihan keributan yang lumayan membuat darah naik hingga sebagian besar proses blajar mengajar yang terjadi dilampaui dengan kemarahan, hingga harus kembali ke sonder tuk mengikuti peldas technique teathere.
Nah itu sedikit cerita tentang awal dari suatu keadaan yang membingungkan saat kuberada di dalam rumah kayu tua di sonder.
Skarang, mari kita mulai dengan saat ku kembali dari bitung, dengan kondisi yang sangat melelahkan, didepan rumah tua itu, kubertemu dengan sosok, tinggi, tua, besar dan mengenakan kaos berwarna unggu yang sangat menyilaukan sore yang agak mendung di sonder, kita sambut saja sosok tersebut dengan sebutan nama om green. Sambutan hangatpun datang dari bibir yang biasa berbicara lama tentang sesuatu, dengan sapaan slamat pagi om green menyapaku di depan paggar, maklum saja, sindiran buat diri ini yang terlambat datang, sbab sore menjelang baru bisa ku kembali, karena tak mungkin lama kita berbicara disitu, kitapun berjalan menyusuri lorong-lorong yang sengaja dibuat di rumah itu, tuk masuk kedalam rumah, sebab tempat pertemuan kita berada di lantai dua, kuberjalan perlahan menaiki tangga hingga disambut teman-teman yang sementara menikmati kopi hangat dengan santapan harian rumah tua ini, yaitu diskusi yang selalu hangat. Sontak diskusi terhenti dengan kedatanganku, sudah ku duga sebelumnya bila harus seperti ini, pertanyaanpun datang dari beberapa orang yang  ada saat itu, dengan tanggapan serius, mana ikan cakalang dari bitung? Akupun hanya bisa menjawab bahwa ternyata dirumah kehabisan cadangan ikan, rasa kekecewaan mereka berusaha kubujuk dengan kue klapertart yang badanya yang kubawa, berharap bisa menebus ikan yang telah ku janjikan sebelumnya. Om greenpun datang dari sudut blakang rumah yang sedikit sempit dengan tubuh besarnya rumahpun tergoncang dengan kerasnya, tak,ttik,tuk,tak,tuk. Suara lantai kayu dirumah itu. Dan datanglah lagi singgungan tentang janji yang takkunjung ditepati yaitu ikan cakalang/tuna yang sebelumnya tlah kujanjikan. Ternyata tuna telah di press menjadi klapertart hebat yah… kata orang besar itu, dengan senyuman aneh yang membinggungkan. Yau diri ini hanya bisa terdiam lagi sambil memainkan guitar princes.
Tak berapa lama kemudian, nah solusi tuk makan malampun datang, yaitu kua asam. Teman-teman lain mencari wortel dan bumbu-bumbu tuk dimasak, karena hari itu adalah hari tugas memasak untukku, jadi ku harus memasak tuk penuhi tanggung jawab…
Tak-tuk,tak makanan siap disajikan, raut senang terlihat dari orang-orang yang tadi kupanggil untuk makan, perlahan mereka mengambil nasi dan kua asam yang kubuat bersama beberapa teman yang membantu. Wah makanan malam ini rupanya terlihat enak, sedikit kelucuan dari seorang bapak yang datang dengan mengatakan bahwa “bagusnya ini dimakan diatas daun pisang” ku tertawa sbab kita akan makan kua asam. Hahahaha….
Nah, merekapun makan dan mulai sedikit berbicara tentang lelucon-lelucon kecil. Tersinggung sedikit tentang kasus kemarin mengenai poki-poki anjing. Yang cukup membawa tawa…
hingga tersinggung tentang rasa kua asam yang tlah kubuat, ternyata rasanya asin, sbab garam yang berlebih… hehehe
Meski, kata mereka kua asam itu, terasa asin, tapi senang juga tlah memasak tuk banyak orang, terlihat keringat mengucur dari kepala mereka, hehehe
Pikirku, walau asin tetapi mereka tetap menikmati kua asam itu… hehehe
Kondisi yang menyenangkan.
By :JEAN KALENGKONGAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar